“Sesuatu yang menurutmu baik bagimu, belum tentu baik bagi Allah untukmu. Dan sesuatu yang menurutmu buruk untukmu, belum tentu buruk menurut Allah bagimu”. Seindah-indahnya rencana yang dibuat oleh manusia jika Allah SWT berkehendak lain, maka hanya menjadi pemanis dalam hidup menjadi bingkai dalam mimpi besar kehidupan yang tak sampai.
Rencana yang dibuat berawal dari mimpi indah, mengantarkan seseorang seperti apa yang dia mau. Rencana itu sangat matang bila saja tidak ada hambatan dalam pengamalan. Namun setiap perjalanan pasti ada hambatan. Hambatan itu telah tersedia solusinya ketika rencana tersebut dibuat. Manusia memang pandai berencana begitu indah. Dan manusia sangat bahagia tatkala rencananya berbuah impian yang mempesona.
Rahasia Allah SWT itu indah bila kita pahami dengan husnudzon, rahasia Allah SWT itu barakah bila kita menggapainya dengan bersabar. Dia telah memberikan beberapa kenikmatan dan ujian, telah memberikan kebahagiaan dan kesedihan, agar umat manusia memahami makna kehidupan dengan segala bentuk kebaikan dan ketaqwaan.
Dikisahkan, seusai sholat Subuh berjamaah di masjid, seperti biasanya si Ibu kembali beraktivitas dengan jarum dan benangnya. Ia sibuk menyulam beberapa kain perca untuk dijadikan beberapa hiasan. Seorang putri yang sholihah sedang tiduran di lantai, melihat ke atas dan bertanya kepada ibunya
“Wahai ibu, apa yang engkau perbuat dengan jarum, benang dan kain itu?” tanya putrinya.
“Aku sedang menyulam sebuah bunga yang indah,” jawab si ibu.
“Tetapi saya melihatnya dari bawah sebuah benang yang sangat ruwet,” kata si putri penuh penasaran.
Dan ibu tersenyum manis memandangi putrinya dan berkata lembut: “Anakku yang sholihah, sekarang bersenang-senanglah dengan mainanmu, ibu akan menyelesaikan sulaman ini setelah itu ibu akan memanggilmu dan menjelaskan makna sulaman ini dari atas.”
Putrinya pun bermain dan masih keheranan dengan jawaban si ibu, kenapa ibu hanya menggunakan benang hitam dan putih sedangkan aku melihatnya sangat semrawut menurut pandanganku. Hingga si ibu memanggil putrinya dan berkata: “Wahai anakku sholihah, kemarilah duduk di pangkuan ibu.”
Setelah memenuhi permintaan si ibu, rasa heran putrinya bertambah tatkala melihat bunga-bunga yang indah dengan latar belakang matahari yang sedang terbit seperti pagi ini, sungguh indah sekali terlihat hamparan rumput. Putrinya pun bertambah kagum hingga tak percaya melihatnya, karena yang dilihatnya dari bawah hanya benang-benang ruwet.
Kemudian si ibu menjelaskan dan berkata: “Anakku yang sholihah, jika melihat dari bawah nampaknya benag-benang yang ruwet dan kacau,namun engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah tergambar pola yang direncanakan, dan ibu hanya mengikutinya. Dan sekarang engkau melihatnya dari atas maka yang kamu lihat sebuah bunga yang indah dari sulaman ibu.”
Dan manusia hidup selama bertahun-tahun terkadang melihat ke atas dan bertanya kepada Allah; “Ya Allah, apa yang Engkau lakukan?” Ia menjawab: “Aku sedang menyulam kehidupanmu.” Kemudian hamba pun membantah, “Tetapi nampaknya hidup ini ruwet,benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?”
Kemudian Allah menjawab, “Wahai hambaKu, teruskanlah perjalanan hidupmu dan bekerjalah sebagai niat ibadah, dan Aku juga menyelesaikan “pekerjaan”-Ku. Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu ke surga dan mendudukkan kamu di “pangkuan”-Ku, dan kamu akan melihat rencana-Ku yang indah dari sisi-Ku.”
Ketika kesabaran dan keikhlasan itu selalu terjaga pada tempatnya, ketika masalah dijadikan sebagai pengalaman yang berharga, ketika ujian dan cobaan mendera dijadikan pendidikan yang tak ternilai harganya dan ketika duka cita dijadikan motivasi untuk terus memperbaiki diri.
Maka Allah memberikan rencana indah-Nya. Allah memberikan buah manis dari pohon kesabaran dan keikhlasan yang kita tanam sehingga pada saatnya kita akan mengetam. Saat kualitas diri kita diuji dengan berbagai onak dan duri, saat itu juga keimanan kita diukur dengan kesabaran yang kuat, maka Allah akan senantiasa mempertemukan dengan bidadari dunia & surga-Nya.
“Bagi mereka yang percaya dan mengenali kebaikan dalam segala hal yang menimpa mereka, baik di dunia ini dan dunia luar merupakan bagian dari suatu kebaikan yang kekal.” (pm)
Sumber: http://bersamadakwah.net/jika-melihat-dari-bawah-benang-benang-kehidupan-tampak-ruwet/
0 komentar:
Post a Comment