-->

Wednesday, November 9, 2016

ZENG WEI JIAN: RENDEZVOUS 4 NOVEMBER (Part 1)

Zeng Wei Jian
Zeng Wei Jian

by Zeng Wei Jian

PART I

Tanggal 4 November, ada kemelut politik di Jakarta. Ibukota lumpuh. Sejuta umat menyatu dalam ghirah. Mereka menuntut keadilan ditegakan. Di hari ini, Indonesia terasa sebagai negeri tanpa presiden.

Dini hari sebelumnya, Lieus Sungkharisma berkeliling Masjid Istiqlal. Dia bilang, area masjid dipadati umat. Sekitar jam 9 pagi, saya menelusuri Jln. Daan Mogot. Masuk iring-iringan demonstran dari arah Tangerang. Ada laskar FPI, PETA dan ormas-ormas lain.

Lalu-lintas lancar. Tidak macet seperti biasanya. Toko, kantor, bengkel, bank-bank, nyaris tutup semua. Masyarakat berdiri di pinggir jalan, menyaksikan iring-iringan demonstran. Polisi terlihat di beberapa titik. Kabarnya, ada 18 ribu personil gabungan disiagakan hari ini.

Rombongan demonstran juga tampak dari arah Stasiun Beos ke Silang Monas. Tiga truk polisi warna hitam diparkir di depan Lindeteves Trade Center.

Saya dan Lieus Sengkharisma menuju Starbuck Hayam Wuruk. Kami menunggu beberapa pemuda dari Gerakan Muda Budhis Indonesia (GEMABUDHI) dan Koh Asun. Mereka nyatakan ikut aksi "Mengawal Fatwa MUI".

Koh Asun adalah Tionghoa Kristen ex Ahoker. Kemarin malam, kami ngobrol di Spring Hill. Tema diskusinya seputar mengapa Ahok berbahaya bagi harmoni Indonesia dan alasan objektif Ahok tak patut didukung. Yusuf Hamka (Komisaris Indosiar) dan sejumlah Ahoker turut hadir.

Kami elaborasi perilaku kebijakan, manuver politik, dan Ahok's verbal abuse. Alhasil, Koh Asun nyatakan bergabung dalam aksi "tolak penista agama" hari ini.

Tadi pagi, sebelum kami bergerak, ada warga Glodok beretnis Tionghoa menghampiri Lieus Sungkharisma. Lelaki setengah baya itu mengungkap kegundahannya terhadap perilaku Ahok. Dia kuatir ketegangan sosial (yang dipicu Ahok) bisa meluas jadi gerakan hatze anti Tionghoa.

"Dia (Ahok) sih enak. Bisa kabur. Kita yang di sini bisa jadi korban kelakuannya," kata si engkoh.

Kami berusaha meyakinkan dia, bahwa aksi besar hari ini adalah aksi damai. Ini aksi umat Islam, bukan aksi preman. Jadi tidak akan mengarah pada chaoz massal.

Saya berkesimpulan bahwa proses pencitraan Ahok telah gagal. Sebelumnya cukup sukses mengilusi 70% Tionghoa dan 95% Kristen. Namun kebusukan bangkai pada akhirnya tetap akan tercium.

Ex ahoker di Spring Hill sontak speechless saat dijelaskan soal penggusuran berkedok "relokasi" Ahok. Mereka tidak sadar bila penggusuran Ahok berdampak pada pemusnahan sumber ekonomi warga. Alih-alih mensejahterakan, "relokasi Ahok" ini memiskinkan ribuan KK.

Saya kira itu jahat.

Baca lanjutannya: PART 2

Sumber: Timeline Facebook

0 komentar:

Post a Comment