-->

Sunday, August 7, 2016

SEBAIKNYA SESUAIKAN POLA MAKAN DENGAN USIAMU

Sereal dan buah
Sarapan dengan menu sereal, roti, buah dan susu disebut mampu meningkatkan kecerdasan anak
PORTALBANDUNG.COM --  Menjaga keseimbangan gizi dalam pola makan memang penting untuk kesehatan. Akan tetapi, penyesuaian terhadap usia dan tahap perkembangan juga penting dalam menentukan pola makan yang tepat bagi kesehatan tubuh.

Ahli diet dari Health Supplements Information Service, Dr Carrie Ruxton mengungkapkan bahwa tiap-tiap tahapan usia membutuhkan makanan yang berbeda. Berikut ini ialah ragam pola makan yang direkomendasikan sesuai tahapan usia menurut Dr Ruxton seperti dilansir Cosmopolitan.

Usia 16-19 Tahun

Anak-anak remaja di usia ini seringkali merasa bahwa mereka sudah benar-benar dewasa. Padahal, pada tahap ini, mereka masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara mental atau pun fisik.

Salah satu 'ancaman' bagi pemenuhan gizi anak-anak remaja ialah pola makan yang tidak baik. Salah satunya ialah melewatkan sarapan, di mana sebanyak 25 hingga 45 persen anak muda diketahui melakukan hal tersebut. 'Ancaman' lain yang mengganggu pemenuhan gizi anak remaja di usia ini ialah mengemil dan juga menyantap makanan cepat saji yang mana keduanya rendah akan vitamin dan mineral.

Di sisi lain, survei juga menunjukkan bahwa anak-anak remaja berusia 16 hingga 19 tahun kerap tergoda untuk melakukan diet ketat hingga pola makan yang mengada-ada. Beberapa di antaranya ialah veganisme, diet sup kubis, hingga diet rendah karbohidrat di mana semuanya tak memiliki cukup nutrisi untuk anak-anak remaja.

Melihat kondisi tersebut, Ruxton menyarankan agar anak-anak remaja di usia ini selalu sarapan setiap hari. Untuk mengimbangi kebutuhan gizi, anak-anak remaja juga disarankan untuk mengonsumsi suplemen multivitamin dan mineral untuk mendukung optimalisasi kekuatan otak mereka.
Usia 19-21 Tahun

Di usia ini, orang-orang akan memasuki fase yang berputar sangat cepat dalam hidupnya. Beberapa orang yang berada dalam tahap beranjak dewasa ini memiliki kemungkinan cukup besar untuk terjebak dalam kebiasaan tidak sehat seperti merokok, minum alkohol bahkan penyalahgunaan obat.

Kondisi tersebut akan lebih diperburuk dengan risiko kekurangan gizi yang diakibatkan oleh kebiasaan melewatkan sarapan, mengemil dan menyantap makanan siap saji. Mereka yang berada di tahapan usia ini juga cenderung kurang mengonsumsi buah-buahan, sayuran serta gandum sehingga risiko tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi cukup besar.

Di tambah dengan kebiasaan tidur terlalu malam, orang-orang yang berada dalam tahap ini cenderung mendapati tubuh mereka kurang menyerap nutrisi. Kebiasaan makan yang buruk tidak dapat menutupi kekurangan vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh.

Ruxton menyarankan agar mereka yang berada dalam usia ini fokus dalam mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi antioksidan seperti vitamin C dan selenium. Selain memenuhi kebutuhan gizi, kandungan ini juga dapat membuat kulit, rambut dan kuku terlindungi sehingga penampilan akan terlihat lebih segar ketika mereka mulai bekerja atau beraktivitas di tengah masyarakat. Beberapa jenis makanan lain seperti kacang-kacangan, biji-bijian, buah dan sayur juga merupakan makanan yang direkomendasikan Dr Ruxton bagi mereka yang berada di tahapan usia ini.
Sayur dan Buah
Berbagai jenis sayur dan buah
Usia 21-25 Tahun

Tahapan usia ini merupakan awal yang baik untuk mulai berfokus pada kesehatan tulang. Di usia ini, orang-orang akan mulai terlibat dalam banyak aktivitas fisik aktif yang baik bagi kesehatan. Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa kesehatan tulang perlu diperhatikan sedini mungkin, karena dampaknya baru akan terlihat ketika seseorang memasuki pertengahan atau akhir usia 20-an.

Kunci untuk meningkatkan kepadatan dan kesehatan tulang ialah magnesium dan kalsium. Sayangnya, para wanita muda di tahapan usia ini justru tidak mendapatkan asupan yang cukup dari kedua nutrisi ini. Kekurangan vitamin D juga ditemukan pada satu dari lima wanita. Kebiasaan untuk mengenakan makeup juga ternyata mencegah tubuh dalam memproduksi cukup vitamin D. Padahal, vitamin D memegang peranan penting bagi kesehatan tulang.

Cukup krusialnya vitamin D bagi kesehatan tulang mendorong Ruxton untuk meminta mereka yang berada di tahapan usia ini mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup. Paparan sinar matahari selama 15 hingga 20 menit di wajah dan tangan cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D tubuh. Suplemen vitamin D juga dapat dikonsumsi untuk menambah kebutuhan vitamin D, khususnya pada hari-hari mendung yang kurang paparan sinar matahari.
biji-bijian
Berbagai jenis biji-bijian
Usia Akhir 20-an

Di usia ini, urusan pekerjaan akan menjadi semakin serius dan tak jarang menuntut waktu kerja yang lebih panjang. Orang-orang di usia ini akan terdorong untuk sebaik mungkin membagi waktu yang terbatas untuk membangun karir, menjaga hubungan sosial dan hubungan pribadi dengan pasangan. Akibatnya, kelelahan mungkin terjadi akibat kekurangan zat besi. Kasus kekurangan zat besi ini setidaknya ditemukan pada satu dari 10 wanita.

Untuk menghindari kekurangan zat besi, orang-orang yang berada pada tahapan usia ini dapat mengonsumsi makanan yang menganding zat besi. Beberapa di antaranya terdapat pada daging merah, sayuran hijau seperti brokoli dan bayam, kacang-kacangan dan makanan yang telah diperkaya seperti sereal sarapan pagi. Zat besi ini juga berguna untuk menjaga fungsi kekebalan tubuh.

Ruxton menyarankan agar orang-orang di usia ini mengonsumsi daging merah tanpa lemak sebanyak empat hingga lima kali per minggu. Untuk menunjang kebutuhan zat besi yang tinggi di masa menstruasi, para wanita di usia ini juga dapat mengonsumsi suplemen zat besi atau multivitamin.
daging tanpa lemak
Berbagai jenis daging tanpa lemak
Usia awal 30-an

Kehidupan akan menjadi semakin sibuk, khususnya bagi wanita di tahapan usia ini. Selain disibukkan dengan karir, orang-orang di usia ini juga biasanya sudah membangun keluarga kecil masing-masing. Banyaknya waktu yang diperlukan membuat orang-orang di usia ini cukup sulit untuk memasak dan menyiapkan makanan segar untuk dikonsumsi sehari-hari. Waktu untuk berolahraga pun mungkin akan semakin berkurang bagi sebagian orang.

Di sisi lain, usia awal 30-an merupakan tahap di mana otot-otot mulai melemah dan kulit mulai mengendur. Salah satu cara untuk menjaga kebugaran tubuh dalam tahap ini ialah asupan protein yang cukup serta olahraga rutin.

Ruxton menyarankan agar orang-orang di tahapan usia ini melibatkan protein berkualitas tinggi dalam setiap makanan yang disantap. Beberapa sumber protein yang direkomendasikan ialah ikan, telur, kalkun, ayam dan daging merah tanpa lemak. Mereka yang menjadi vegetarian juga perlu menambahkan protein dalam menu makanan mereka yang bisa dikonsumsi dari buncis hingga quinoa.
Salmon
Ikan Salmon
Usia akhir 30-an

Tak jarang, orang-orang yang berada di usia ini menyia-nyiakan kesehatan. Sebagai hasilnya, pola makan seimbang dan olahraga kerap terpinggirkan. Jika terus dibiarkan, tanda-tanda penuaan akan muncul lebih cepat sepreti kulit mengendur, munculnya garis penuaan, cepat lelah dan juga stress. Untuk mengatasinya, diet yang seimbang dan sesuai dengan usia perlu diterapkan.

Ruxton mengatakan tahapan usia ini merupakan masa yang krusial untuk melawan tanda-tanda penuaan dini. Asupan vitamin A dan C sangat diperlukan oleh kulit untuk menjaga kekencangan kulit serta menjauhkan garis-garis penuaan. Di samping itu, vitamin B dan zat seng juga dibutuhkan untuk menghalau stress serta kelelahan. Agar pemenuhan keduanya tercapai, Dr Ruxton menyarankan agar orang-orang di usia ini mengonsumsi ikan salmon, tuna atau sarden setidaknya satu minggu satu kali. Suplemen minyak ikan juga dapat menjadi opsi yang membantu.

Sumber: ROL

0 komentar:

Post a Comment