-->

Monday, July 18, 2016

SIAPAKAH FETHULLAH GULEN, TOKOH YANG DICURIGAI DALANG DI BALIK KUDETA TURKI YANG GAGAL?

Fethullah Gulen (INTERNATIONALSELAHATTIN SEVI, FILE / AP / america.aljazeera.com)

Oleh: DR. Sitaresmi S Sukanto, M.Psi, T

PORTALBANDUNG.COM -- Nama ini tiba-tiba banyak ditanyakan orang ke saya terkait dengan dugaan keterlibatannya di dalam upaya kudeta militer Turki yang gagal belum lama ini.

Berikut ini adalah Fethullah Gulen dalam pandangan Omer Faruk Korkmaz, mantan penasihat PM Ahmed Davutoglu.

Fethullah Gulen lahir di Erzurum, Turki pada tahun 1941. Memulai karier keagamaannya sebagai imam yang memberikan ceramah agama sejak tahun 1966. Menggunakan gerakan atau Jamaah Nursi di tahun 1970-an untuk mendapatkan popularitas, kekuasaan, dan kekayaan. Ia kemudian menyimpang dari ajaran Said Nursi dan mulai mengembangkan sendiri gerakan dan jaringannya sendiri yang didukung oleh militer dan pemerintahan yang kemalis dan sekularis.

Gulen men’support’ kudeta militer yang dipimpin Jendral Kenan Evren pada tahun 1980, sebagai imbalan pembiayaan yang diberikan oleh pemerintahan militer untuk jaringan surat kabar miliknya yakni “Zaman” yang merupakan surat kabar dengan oplah / tiras terbesar di Turki saat itu.

Gulen bertemu dengan Paus John Paul II pada tahun 1998 dan mulai mengembangkan Dialog Toleransi dan aliansi dengan Katolik. Memulai gerakan pelayanan (Hizmet) ke masyarakat dan bekerja sama dengan gereja-gereja Katolik. Gulen juga memberikan gambaran yang ‘keliru’ tentang kelompok dan gerakannya tersebut kepada para pengusaha Turki agar terus mendapatkan donasi bagi sekolah-sekolah yang dimilikinya di seluruh dunia yang diklaim olehnya menyebarkan dan memperkenalkan bahasa dan budaya Turki ke seluruh dunia.

Gulen mendirikan lebih dari 3000 sekolah di seluruh dunia terutama di negeri-negeri muslim untuk membantu pendanaan pemimpin-pemimpin sekuler dengan bantuan Paus dan pengusaha-pengusaha zionis di Turki. Lembaga pelayanan (Hizmet) Gulen memiliki hubungan dengan Israel dan lobi Zionis di AS dan mendirikan 129 sekolah di AS dengan pendapatan setahun lebih 400 juta dolar AS. Mengembangkan jaringan yang loyal kepadanya dan jaringannya di seluruh sistem internal Turki (Lembaga dan Kementerian Pendidikan, Kehakiman, Polisi dan Legislatif) namun selama ini tidak sukses untuk menginfiltrasi militer Turki.

Gulen pernah mendukung pemerintahan AKP dan Erdogan karena berharap dia bisa mengooptasi AKP dan berharap dapat memperbesar kemampuan pengendaliannya di berbagai level pemerintahan Turki. Konflik antara Fethullah Gulen dengan Recep Tayyip Erdogan dimulai ketika Erdogan mulai memperlihatkan sikap anti Israel. Sebagian orang berpendapat bahwa Gulen mendapat pesan dari Zionis untuk mengontrol sikap dan pernyataan Erdogan terhadap Israel. Bahkan (Omar) ketika berada di Chicago pernah menemukan bukti tertulis bahwa Amerika Serikat (AS) memanfaatkan Gulen untuk melawan gerakan Islam.

Gulen bahkan mendirikan sekolah-sekolah di Pakistan dan Bangladesh untuk menolong pemerintah kedua negara tersebut. Bahkan pemerintahan Bangladesh memberikan wakaf tanah yang sangat besar bagi aktivitas gerakan Gulen.

Di Turki, media miliknya mendukung hukuman para pemimpin Jamaat Islami berbeda dengan Presiden Gul saat itu dan PM Erdogan yang menekan Bangladesh agar tidak memberikan hukuman finansial. Kemudian jaringan media miliknya menuduh bahwa Gul dan Erdogan melakukan intervensi dalam persoalan dalam negeri Bangladesh.

Dukungan Erdogan terhadap Gaza dan memberikan kritikan tajam pada tindakan Israel di Gaza. Namun kritik tajamnya tersebut memperoleh dukungan yang luar biasa besar dari para pemuda yang Islamis. Israel menjadi sangat tidak senang dengan retorika Erdogan tersebut. Maka Israel kemudian menekan Gulen untuk menghentikan Erdogan dengan menggunakan program TV “Sixty Minutes” dan kemudian Koran New York Times meng‘ekspose’ kekayaan dan keuntungan dari sekolah-sekolah dan bisnis-bisnis yang dimilikinya di AS dan mereka mengancam akan menghentikan semua keuntungan tersebut jika Gulen tidak berhasil menghentikan Erdogan.

Gulen pun mencoba mengubah interpretasi ayat-ayat Al-Quran dan Hadits. Dalam perkumpulan para Zionis ia meralat bahwa selama ini ia telah salah paham tentang ayat-ayat dalam al Quran, yakni bahwa ternyata menurutnya orang-orang Yahudi dan Nasrani juga dapat masuk surga. Ia pun memanfaatkan Thomas Michel (mantan sekretaris Paus) membawanya ke Turki dan negara-negara lainnya. Michel yang kemudian mulai menulis dan mengajarkan bahwa boleh jadi Al-Quran salah dalam memahami Trinitas dan bahwa kesalahpahaman tersebut masuk ke dalam Al-Quran melalui orang-orang Arab Badui yang buta huruf.

Pendidikan Erdogan dari madrasah Imam Hatip sehingga ia memahami Al-Quran dan sangat tidak suka dengan distorsi dan penyimpangan pemahaman yang dilakukan oleh Gulen. Dan basis pendukungannya lebih tidak menyukai Gulen dan memaksa Erdogan agar bersikap tegas terhadap Gulen. Namun sementara itu Gulen menggunakan kekuatan polisi yang loyal kepada mereka untuk menyadap dan mencatat aktivitas Erdogan, Gul dan Kepala Angkatan Bersenjata Turki. Erdogan mengklaim bahwa Gulen kemudian melaporkan hal tersebut ke intelijen Israel dan media Barat.

Erdogan menyadari bahwa keterlibatan Fethullah Gulen adalah juga dalam upaya menggulingkan pemerintahannya. Fethullah Gulen memobilisasi jaringannya di internal negara Turki untuk melawan Erdogan, seperti pada tahun 2013 kasus demonstrasi Gezi Park dan gerakan-gerakan sipil lainnya, namun tidak berhasil. Gerakan penggulingan tersebut tidak berhasil karena Gulen justru mengekspose dirinya sebagai pengkhianat agama dengan menyatakan bahwa orang Yahudi dan Nasrani juga masuk surga dan mengembangkan perasaan anti Arab di kalangan pengikutnya.

Ia menampakkan kecemasannya atas anak-anak Israel namun tidak pernah mengeluarkan sedikipun pernyataan tentang anak-anak Palestina. Gulen menyatakan bahwa korban atau syuhada Mavi Marmara harusnya meminta izin lebih dulu kepada pemerintahan Israel ketika akan membawa bantuan ke Gaza. Pernyataannya tersebut membuatnya sangat tidak popular di luar kelompoknya.

Gulen juga menyadap telepon-telepon lawan-lawan politiknya dengan menggunakan jaringannya di internal kepolisian. Erdogan memutuskan untuk menantang jaringan ini dan menghapus keberadaannya di seluruh permukaan. Sementara Erdogan memerangi kelompok Gulen ini, pemerintahan Erdogan menemukan kenyataan bahwa siapapun yang menentang upaya Gulen ‘memelintir’ atau memutarbalikkan ayat-ayat Al-Quran akan berhadapan dengan pengadilan dengan tuduhan dan bukti palsu yang akan diadakan oleh para polisi dan peradilan yang dikuasai oleh jaringan Gulen lalu akan dikenal tuduhan Taliban dsb.

Maka Erdogan memilih jalan berdialog dan berkompromi dengan Gulen. Erdogan kemudian berhasil menyingkirkan sebagian besar jaringan Gulen di internal pemerintahan, institusi negara dan badan-badan pelayanan publik. Pemerintahan Turki mengambil langkah luar biasa dengan membatalkan / memblokir paspor Fethullah Gulen dan melaporkan dia ke Interpol untuk mengekstradisi Gulen. Kelompok2 Zionis men’support’ Gulen karena jaringan Gulen sangat berguna untuk memberikan informasi berupa rahasia_negara_Turki ke kelompok-kelompok Zionis dan pemerintahan-pemerintahan.

Catatan tambahan: Pendapatan dari jaringan sekolah dan bisnis serta donasi di seluruh jaringan sekolah dan organisasi milik Gulen diperkirakan asetnya mencapai 30 milyar US dolar. Hampir seluruh jaringan usaha bisnisnya (Bank-bank, Surat-surat kabar dan stasiun-stasiun TV) kini berada di bawah penyelidikan pihak yang berwenang di Turki dan mulai terlihat tanda-tanda ‘collapse”. Di samping itu Turki juga membatalkan paspor hijau milik Gulen (paspor ini memungkinkan seseorang memasuki berbagai negara tanpa visa). Pengadilan Turki juga memutuskan agar AS mengekstradisi Gulen dari AS. Tinggal bagaimana kemudian Zionis berusaha menyelamatkannya.

Sumber: Dakwatuna.com

0 komentar:

Post a Comment