![]() |
Hendri Satrio, Pengamat Politik dari Universitas Paramadina. (teropongsenayan.com) |
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, memang tidak ada niat Ahok untuk idealis dengan konsisten memilih jalur independen.
“Menurut saya memang tak ada niat Ahok untuk idealis, independen dari parpol. Namun niat Ahok berkuasa,” ujarnya, dikutip dari republika.co.id
Ahok sebenarnya banyak melakukan kerja bagus tapi lari sebelum bertanding sangat tidak tepat. Namun hal itu boleh dan sah saja, mungkin Ahok ngeri sama jalur independen. Kans Ahok menang lewat parpol, ujar Hendri, tetap ada walaupun antusiasme warga tidak sebesar bila ahok lewat jalur independen. Namun perjalanan lewat partai jauh lebih nyaman dan aman buat Ahok.
Salah seorang pendukung Ahok yang telah menyerahkan KTP dukungan, Tito Sianipar, 40 tahun, menyesalkan keputusan itu. “Saya kecewa. Saya kasih KTP untuk mendorong jalur perorangan, yang kebetulan sosoknya kali ini adalah Ahok,” ujarnya, Rabu, (27/7/ 2016) sebagaimana dilansir tempo.co
Menurut Tito, pilihan mendukung calon lewat jalur perorangan telah dilakukannya dalam pemilihan gubernur DKI sebelumnya. “Saya sudah mendukung perorangan sejak pemilihan gubernur lalu dengan mendukung Faisal Basri,” ujar karyawan swasta ini.
Tito menilai langkah Ahok memilih jalur partai membuktikan bahwa Ahok tak lebih sebagai orang yang haus jabatan. “Bukan sebagai sosok yang peduli pada kemajuan demokrasi,” ujarnya.
Selain kecewa pada Ahok, Tito juga menyesalkan langkah Teman Ahok yang tidak berani kritis kepada sosok yang didukungnya. “Masak Ahok jadi jalur partai masih tetap dukung. Padahal Teman Ahok didirikan karena ketidakbecusan partai. Kok sekarang malah ikut arus partai,” ujarnya.
Sumber: Dakwatuna
Menurut Tito, pilihan mendukung calon lewat jalur perorangan telah dilakukannya dalam pemilihan gubernur DKI sebelumnya. “Saya sudah mendukung perorangan sejak pemilihan gubernur lalu dengan mendukung Faisal Basri,” ujar karyawan swasta ini.
Tito menilai langkah Ahok memilih jalur partai membuktikan bahwa Ahok tak lebih sebagai orang yang haus jabatan. “Bukan sebagai sosok yang peduli pada kemajuan demokrasi,” ujarnya.
Selain kecewa pada Ahok, Tito juga menyesalkan langkah Teman Ahok yang tidak berani kritis kepada sosok yang didukungnya. “Masak Ahok jadi jalur partai masih tetap dukung. Padahal Teman Ahok didirikan karena ketidakbecusan partai. Kok sekarang malah ikut arus partai,” ujarnya.
Sumber: Dakwatuna
0 komentar:
Post a Comment