-->

Monday, June 6, 2016

PENANGANAN BANJIR DI WILAYAH KOTA BANDUNG


PORTAL BANDUNG. Banjir, salah satu permasalahan yang masih dihadapi Kota Bandung hingga saat ini. Harus diakui, banjir merupakan salah satu permasalahan yang kerap dikeluhkan warga Kota Bandung di saat musim hujan.
Banjir pun diakui oleh Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil sebagai salah satu masalah prioritas yang harus dituntaskan. Meski pun, masalah banjir tidak akan mudah diselesaikan seperti mudahnya membalikan telapak tangan. Penyelesaian masalah banjir perlu dilakukan secara holistik. Karena masalah banjir berkaitan dengan banyak hal. Bukan hanya sekedar perbaikan infrasutruktur tetapi juga berkaitan dengan perilaku manusia.
Beberapa waktu lalu, banjir kembali lagi melanda di Kota Bandung. Sejumlah ruas jalan tergenang banjir cileuncang. Akibatnya, kemacetan panjang pun tak terhindari. Hal itu seperti yang terjadi di Jln. A.H. Nasution dan perempatan Gedebage.
Khusus untuk mengatasai masalah banjir cileuncang, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil juga sudah menginstruksikan Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) untuk melakukan penanganan banjir yang masih terjadi. Salah satunya melalui Tim Gorong-gorong Bersih (Gober) yang bertugas membersihkan sampah di gorong-gorong yang menjadi penyumbat saluran air. Termasuk melakukannya di saat hujan. 1500an petugas gorong-gorong tersebar di 151 kelurahan di Kota Bandung, ditambah 120 orang di DBMP yang terbagi 2 tim, Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Jalan dan URC Saluran. Selain saluran, DBMP juga punya pasukan untuk sungai (pasukan katak + jurig cai) dengan jumlah 100 personil,  “Saya sudah bilang kerja itu yang ideal saat hujan, jadi kerjanya itu hujan-hujanan,” tuturnya.
Pembersihan gorong-gorong saat hujan tentu hanyalah pekerjaan teknis. Selain itu, segudang langkah telah disiapkan Pemkot Bandung untuk mengatasi masalah banjir di Kota Bandung. Penanganan banjir pun disesuaikan dengan kebutuhan di setiap titik banjir.

Gedebage
Banjir di Gedebage, tepatnya di perempatan Jln. Soekarno-Hatta dengan Jln. Rumah Sakit memang bukan hal baru. Kawasan ini telah menjadi “pelanggan tetap” banjir di saat musim hujan. Namun hal itu bukan berarti Pemkot Bandung membiarkan permasalah tersebut. Sejumlah langkah telah dan akan dilakukan Pemkot Bandung. Di antaranya:
Satu, membuat danau raksasa. Untuk membuat danau ini, Pemkot Bandung bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat. Pembangunan danau seluas 30 hektare akan menjadi solusi jangka panjang penanganan banjir di Gedebage. Karena dengan adanya danau, maka bisa menahan air yang turun ke kawasan tersebut. Karena kawasan Gedebage merupakan kawasan terendah di Kota Bandung.
Dua, Pemkot Bandung juga akan membuat reservoir di sekitar perempatan Gedebage. Menurut Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung, Iskandar Zulkarnaen, teknologi tersebut berupa tangki berukuran raksasa yang ditanam di bawah tanah di Pasar Gedebage. Proyek ini diperkirakan akan memakan anggaran sebesar Rp 40-60 miliar. Melalui teknologi ini, bisa mengurangi banjir yang sering terjadi di sekitar pasar Gedebage.
Tiga, menyiapkan pompa air. Pompa air akan digunakan saat banjir menggenangi kawasan ini.  Ini merupakan langkah penanganan jangka pendek. Air yang menggenangi kawasan perempatan Gedebage akan disalurkan ke sungai dan rel yang letaknya tak jauh dari kawasan banjir.
“Dalam jangka pendek, ada beberapa pekerjaan, salah satunya  sumbangan bikin pompa pake saluran paralon yang disalurkan ke rel sampai ke sungai, Jalan Gedebage,” tuturnya.

Pagarsih
Untuk wilayah Pagarsih, banjir yang kerap terjadi dikarenakan adanya penyempitan aliran Sungai Citepus yang mengalir di wilayah tersebut. Lebar sungai utama yang semula 14 meter menyempit menjadi 6 meter. Selain itu, saluran irigasi yang tidak berfungsi juga menjadi salah satu penyebab wilayah tersebut kerap dilanda banjir. Terlebih lagi aliran air dari wilayah atas sangat deras jika sedang terjadi hujan. Untuk penanganan jangka pendek, saluran irigasi yang berada di wilayah tersebut akan difungsikan kembali. Oleh DBMP Kota Bandung, dinding sungai juga akan ditinggikan sekitar 70 cm. Dengan begitu air tidak akan meluap ke jalan. Untuk target jangka panjangnya, DBMP Kota Bandung berencana menormalisasi di sekitar wilayah Sungai Citepus yang dilanda banjir.

Panyileukan
Panyileukan merupakan salah satu kawasan yang sering diterjang banjir. Untuk mengatasai banjir di kawasan tersebut, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung merancang sejumlah pekerjaan.
Pertama, meninggikan jembatan di daerah Panyileukan satu hingga dua meter. Untuk peninggian jembatan di Panyileukan tersebut telah dianggarkan sebesar Rp 500 juta.
Kedua, BDMP Kota Bandung akan melakukan normalisasi sungai Cisalatri. Anggaran sebesar Rp 200 juta juga telah disiapkan untuk program normalisasi.

Riung Bandung
Untuk mencegah banjir di kawasan Riung Bandung, DBMP Kota Bandung akan memperbaiki saluran gorong-gorong. Anggaran yang disiapkan cukup besar yaitu sekitar Rp 2,3 miliar. Dengan perbaikan gorong-gorong tersebut, diharapkan tidak lagi terjadi banjir cileuncang di kawasan Riung Bandung. Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung memprioritaskan penanganan banjir cileuncang di kawasan Margahayu Raya. Pasalnya, jika hujan mengguyur kawasan Bandung Timur, Margahayu Raya kerap tergenang air.
Secara umum faktor utama penyebab terjadinya banjir di kawasan perumahan itu, tak lain adalah sistem drainasi yang tidak berjalan optimal. Sehingga air hujan yang turun tidak mampu tertampung dan meluber ke jalan.
“Jadi penanganan intinya adalah saluran-saluran air dari perumahan kita coba lancarkan masuk ke sungai besar,” kata Kabid Pengairan DBMP Kota Bandung, Sihar Pandepotan.
Sihar menyebut, beragam persoalan drainase yang terjadi di perumahan-perumahan tersebut. Di antaranya lebar saluran air yang tidak memadai, tumpukan sampah dan sedimen. Penanganan jangka pendeknya dilakukan pengangkutan.
“Kendala lainnya ada beberapa lokasi yang elevasinya di bawah, itu kita siapkan pompa,” ucap dia.
Ia menuturkan, untuk penanganan jangka panjangnya, pihaknya mengerahkan tim khusus untuk menginventarisir kendala-kendala yang terjadi pada drainase. Sehingga ketika cuaca mendung, pihaknya langsung mengerahkan petugas untuk melakukan tindakan. Ia mengatakan, dengan begitu, penanganan banjir di kawasan tersebut akan lebih efektif. Karena petugas sudah mengetahui lokasi-lokasi mana saja yang tersumbat sampah, atau terdapat sedimen.
“Petugas lapangan yang sudah tahu lokasi potensi banjir, mereka akan turun tangan. Kalau salurannya kecil kita siapkan pompa apung. Hanya saja kalau kejadiannya lima titik, membagi pompanya kerepotan,” katanya.
Terlepas dari itu, ujar dia, pihaknya juga tengah menginventarisir saluran-saluran air perbatasan yang berdekatan dengan jalan tol. Survei dilakukan dari kawasan Cibeureum hingga Cibiru Kota Bandung. Pasalnya, beberapa lokasi terjadinya banjir berasal dari drainase jalan tol.
“Kami hanya menginventarisir saja, nanti perbaikan dilakukan pengelola tol yaitu Jasa Marga. Kami juga ingin melakukan perbaikan di hilir juga, bukan hanya hulu,” ujar dia.

Sumber : PPID Kota Bandung

0 komentar:

Post a Comment